Senin, 17 September 2012

Kegiatan Pramuka Tingkat Kecamatan Air Putih & Di SLB Negeri Batu Bara

 Kegiatan siswa saat latihan pramuka di sekolah

 saat santi dalam kegiatan pramuka tingkat kecamatan air putih

Siswa bermain saat jam pelajaran pramuka









Kamis, 29 Desember 2011

Tunarungu

upt-slbnbatubara | Aktivitas sehari-hari pada anak-anak dapat digunakan untuk meningkatkan pendengaran, ujaran, bahasa dan berpikir. Perkembangan untuk meningkatkan pendengaran, terbagi dalam 3 bagian:
  1. Diskriminasi fonem dalam suku kata.
  2. Diskriminasi perkataan dalam ungkapan.
  3. Memori auditori.
Bahasa dikembangkan melalui peningkatan pendengaran dengan menggunakan wicaranya berulang-ulang dan dengan perbedaan akuistik yang baik. Terapis harus mulai dari apa yang dipahami dan bermakna pada anak-anak tersebut. Bahasa dan berpikir dibina bersama kemudian dikembangkan dalam bahasa lisan, disesuaikan dengan cara berkomunikasi.

Dalam meningkatkan fungsi pendengaran, terdapat hubungan antara pendengaran, wicara, bahasa dan pemikiran di dalam semua aktivitas sehari-hari, dimana sasaran itu digolongkan di dalam 1 aktivitas. Belajar mendengar tidak berhubungan dengan umur.

  1. Meningkatkan pendengaran dengan cara duduk bersebelahan dan dekat dengan pengguna Alat Bantu Dengar.
  2. Mengurangi bunyi bising di sekitarnya, seperti bunyi radio, televisi, AC dan sebagainya.
  3. Bantu anak-anak itu dengan cara menggunakan “motherese” agar wicaranya lebih jelas.
  4. Pilih aktivitas yang sesuai dengan minat dan umur anak-anak tersebut.
Tahapan-Tahapan Peningkatan Kemampuan Pendengaran:
  1. Deteksi
Untuk mengetahui ada atau tidaknya bunyi dilakukan dalam permainan, dimana anak-anak belajar memberi jawaban  terhadap bunyi yang ia dengar. Frekuensi vocal yang mudah seperti (oo), yang sedang (ah) dan (brem-m-m), lebih mudah dideteksi oleh anak-anak, oleh karena mereka sering mendengar bunyi-bunyi konsonan tersebut, kemudian dilanjutkan dengan bunyi-bunyi konsonan (m-m-m), (b-b-b) dan bisikan (baa), maka akan menambah pengenalan pendengaran.

  1. Diskriminasi
Membedakan bunyi dalam hal kualitas, intensitas, durasi dan nada. Apabila anak-anak keliru dalam berkata, maka mereka harus belajar membedakan bunyi dulu.

  1. Identifikasi
Bila anak-anak itu mulai menggunakan perkataan yang bermakna, maka orang tua dapat menambah bagaimana pendengaran anak tersebut dalam pembendaharaan katanya melalui permainan atau aktivitas sehari-hari.

  1. Pemahaman
Dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan, bercerita dan memberikan lawan kata.

Perkembangan Kemampuan Pendengaran

Perbedaan fonem dalam suku kata:
  • Menanggapi variasi vokal. Contoh: /u/, /a/, /i/ dan suara (br-r-r).
  • Menanggapi variasi konsonan. Contoh: (m-m-m), (b-b-b) dan (wa-wa).
  • Peniruan gerakan fisik (permulaan untuk bicara).
  • Mempergunakan peniruan kiu tangan (untuk produksi fonem spontan).
  • Peniruan kualitas variasi suara supra segmental pada fonem atau variasikan nada, irama dan durasi. Contoh: (ae-ae) (ae-ae), (ma) (ma), (m-a-a-a).
  • Peniruan pertukaran vokal diftong. Contoh: (a-u) (u-i) (a-i).
  • Peniruan variasi konsonan pada friktatif (gesekan, mis: f-v), nasal (sengau, mis: m-ng) dan posif (letusan, mis: p-t). Contoh: /h/ /h/ dengan /m/ /m/ /m/ dengan /b/ /b/.
  • Peniruan konsonan bersuara dan tidak bersuara, contoh: /b/ /b/ dengan /p/ /p/, kemudian variasikan dengan vokal. Contoh: (bo-bo) (pae-pae).
  • Peniruan suku kata dengan konsonan-vokal. Contoh: (ba-bo), (mi-mu).
  • Ganti komponen yang berlainan dan variasikan dengan vokal. Contoh: (ma-ma) (no-no); (bi-bi) (go-go).
  • Variasikan suku kata konsonan dengan vokal yang sama. Contoh: (bi-di), ko-go).
 Perbedaan perkataan dalam ungkapan:
  • Memperkenalkan bunyi untuk kata yang bermakna. Contoh: ngung-ngung à pesawat, ngeng-ngeng à motor; tut-tut à kereta api.
  • Memperkenalkan 2 suku kata berlainan pada kata yang bermakna. Contoh: pisang, bunga.
  • Memperkenalkan kata yang bermakna konsonan awal sama dan vokal yang bervariasi. Contoh: bola, botak, bonsai.
  • Memperkenalkan kata-kata yang bermakna dengan perbedaan konsonan yang khas untuk p.o.a (point of articulation-penempatan alat ucap) dan m.o.a (manner of articulation -caranya).
  • Memperkenalkan konsonan awal yang sama dan konsonan akhir yang berlainan. Contoh: cap, cat.
 Memori Pendengaran:
  • Mulailah dengan suara-suara yang berhubungan. Contoh: tik-tok dengan moo-oo-oo.
  • Memahami dan melakukannya. Contoh: tutup pintu, buka pintu.
  • Memperkenalkan kalimat dan mengulang kata-kata terakhir, kemudian kata-kata tengah. Contoh: Di mana bola kemudian lempar, lempar, lempar. Pegang hidung, hidung, hidung mancung.
  • Memperkenalkan kalimat, dimana kata akhir diletakkan di tengah. Contoh: Ambil gelas kemudian letakkan gelas di atas meja.
  • Pilih 2 objek kata dalam 1 kalimat. Contoh: Beri saya bola dan sepatu. Cuci kedua tanganmu.
  • Memperkenalkan obyek dengan cara mendengarkan uraian dalam kalimat. Contoh: Bila engkau mempunyai sayap, engkau dapat melakukan terbang ke atas langit.
  • Pilih 3 unit:
-         3 obyek. Contoh: saya mau buku, jeruk dan topi.
-         Kata benda, kata depan. Contoh: anjing itu di bawah kursi.
-         2 obyek dan penghubung. Contoh: beri saya apel bukan jus apel.
-         2 kata benda ditambah kata kerja. Contoh: kuda dan ayam sedang minum, boneka dan kucing duduk di kursi.
-         1 kata kerja dan 2 obyek. Contoh: cuci tangan dan kaki.
  • Memperkenalkan 4 sampai 5 unit:
-         4 obyek. Contoh: beri saya apel, buku, pensil dan penghapus.
-         2 kata kerja. Contoh: bapak sedang tidur dan ibu sedang duduk.
-         Variasikan perbedaan kata penghubung, kata depan dan kata kerja. Contoh: ambil apel atau nanas di samping gelas itu atau berikan ibu jam bukan gelang.
-         Menambah keterangan waktu. Contoh: sebelum kamu tidur harus gosok gigi dulu.
-         Menambah uraian dalam kalimat. Contoh: Bapak makan kue dan minum teh kemudian duduk di depan televisi.
  • Melakukan percakapan dari topik yang telah diketahuinya.
  • Mendengarkan cerita dan menjawab pertanyaan.
  • Melakukan percakapan dengan topik yang diketahui oleh keluarganya.
Sumber : http://anaktunarungu.multiply.com/journal/item/11/BELAJAR_MENDENGAR

Selasa, 20 Desember 2011

Anak Indigo

Sifat-sifat Anak Indigo BEDA dari sebayanya. Sifat-sifat ini,bukan merupakan gejala penyakit ; tidak akan tercantum pada ICD (International classification of disearses) dari WHO.

Anak indigo yang lahir di dunia ini juga mempunyai pelbagai misi. Kebanyakan dari mereka merupakan pengkritik suatu rencana yang salah. Mereka bertugas meluruskan ketidakbenaran dan ketidaksamaan yang ada di sekelilingnya. Hal ini ditunjukkan dengan perilaku mereka yang tidak patuh dan kesulitan dalam menjalankan dengan sistem yang ada, misalnya saja penolakan dan sikap kaku terhadap sistem pendidikan yang ada.

Anak indigo juga sering menunjukkan perilaku memberontak terhadap suatu pemerintahan, tidak patuh terhadap aturan atau adat, kesulitan dalam mengelola emosinya dan sangat peka. Tidak jarang pula anak menunjukkan sikap yang sangat dingin dan tidak mempunyai perasaan. Terkadang beberapa orang akan mencap anak dengan indikasi gangguan ADD (attention deficit disorder). Bentuk perilaku tersebut kadang-kadang menyebabkan kesulitan bagi anak-anak ini dalam melewati masa anak-anak, bahkan dalam melewati masa remaja (Chapman. 2006).
Menjadi indigo tidaklah mudah, tapi hal itu merupakan suatu tugas yang harus dijalankan. Anak indigo merupakan salah satu orang yang hadir dan membawa hal yang baru terhadap suatu kemajuan hidup manusia di bumi ini.

Sifat umum Anak Indigo
  • Cerdas (high average), karena telah melampauwi generasi biru (nala) , sehingga enggan mengikuti tradisi  ( suara & gerak dari badan ) yang tidak rasional dan tidak spiritual.
  • Dapat melakukan sesuatu yang belum pernah diajarkan ( serendipity ).Pembicaraannya jauh melampaui anak sebayanya ; sehingga tidak mau bermain seperti mereka.
  • Dapat “membaca” perasaan, kemauan dan pikiran orang lain.
  • Dapat mengetahui keberadaan mahluk halus (di rumah, sekolah, dsb).
  • Dapat mengetahui sesuatu yang terjadi di tempat lain, yang akan datang dan yang sudah berlalu ; termasuk tentang dirinya.  
  • Lebih tertarik pada hal hal yang berkaitan dengan alam dan manusia.
Pemeriksa anak indigo
Di lakukan deengan Psikiater anak, Psikologi dan pedagog yang telah terlatih dengan aspek-aspek sebagai berikut:
1.       Wawasan Psikiatri anak.
2.       Evaluasi psikologi klinik anak
3.       Evaluasi pedagogi.
4.       aura imaging
5.       Hipnografi untuk komunikasi spiritual oleh orang tua yang sudah dilatih.

Sekolah luar biasa i indigo / sekolah khusus indigoAnak indigo bukan anak berbakat (Talented child), anak indigo sering kali menguasai berbagai bidang dengan baik, sesuai dengan tipenya yang dikenal hingga saat ini :
  1. Humanis,
  2. konseptuali
  3. Artis
  4. Interdimensional.
Layanan kegiatan sekolah luar biasa I indigo/sekolah khusus indigo, adalah suatu pendekatan yang inovatif melalui bimbingan tenaga pengajar yang mampu membantu anak.anak indigo menghargai pengetahuan dan potensi bawaan mereka, menumbuhkan transformasi yang mengubah khidupan pada sikap dan perilaku mereka, serta menguatkan visi mereka yang mendalam mengenai sebuah dunia yang sempurna. Melalui jenis-jenis kegiatan dengan bimbingan individual meliputi kegiatan :
  • Warungilmu, kegiatan pembelajaran melalui akses software interaktif yang telah di disain sesuai dengan kebutuhan materi pembelajaran (SD, SMP, SMA) sesuai muatan kurikulum standar plus pengembangan tipe keindigoan.
  • Tutorial, layanan kajian materi pembelajaran dengan pendekatan individual dan mendalam.
  • Minat bakat, layanan pengembangan minat bakat meliputi, olahraga, olah hati, olah rasa /seni pertunjukan, olah pikir/ informasi teknologi (IT).
  • Pengembangan keindigoan, layanan kegiatan bimbingan spiritual dari tenaga ahli (psiciater) yang mendalami tentang indigo.
Sejarah
Istilah "anak indigo" pertama kali dikemukakan oleh Nancy Ann Tappe, seorang cenayang pada sekitar tahun 1970-an. Nancy Ann mengaku memiliki kemampuan untuk melihat aura seseorang dan ketika itu ia melihat anak-anak dengan aura indigo yang belum pernah ada sebelumnya. Singkatnya, anak-anak indigo memiliki karakteristik yang sama. Mereka mempunyai empati yang tinggi dan umumnya memiliki perilaku yang tidak lazim untuk anak seusianya.
Para pengikut New Age menganggap bahwa keberadaan anak indigo merupakan sebagai jawaban untuk memperbaiki dunia. Namun sebaliknya, banyak juga orang yang beranggapan bahwa anak-anak dengan karakteristik seperti itu adalah penderita kelainan perilaku yang sering diindentifikasi sebagai hiperaktif, tetapi anak seperti itu memiliki sifat yang budiman.